Selasa, 03 Juni 2014

Refleksi Jalan Karier

Perjalanan kini semakin melelahkan. Bimbang, ragu, putus asa senantiasa menjadi duri penghalang langkah. Setelah lepas dari beban kuliah, nampaknya babak hidupku semakin hilang arah. Kemantapan hati mulai goyah, dan aku perlahan kafir terhadap komitmen yang telah ku pegang erat berpuluh-puluh tahun. Persepsi akan kerja selalu berujung harta. Tatkala aku menyusuri jalan yang telah ku babat alas, rasanya semakin dalam ku susuri semakin lelah, dahaga, dan lapar. Hanya gerutu yang ku temu, tak ada emas ataupun seloka. Aku merasa hidupku akan berujung nista, apabila tak ada perubahan yang berarti. Mulai itu, dunia mengesampingkan Tuhan. Ibadah hanya soal sempat, rupiah semakin memikat. Begitu mudahnya hati manusia ditipudaya oleh dunia, sehingga aku mewakili manusia kehilangan kesadaran sosial dan spiritual.